The Battle for Perfect
The Battle for Perfect adalah novel anak yang ditulis oleh Helana Duggan. Selain menjadi penulis, Helena Duggan juga merupakan seorang desainer grafis dan ilustrator dari kota bernama Kilkenny, sebuah kota abad pertengahan yang terletak di Irlandia. Dalam proses kreatif menulisnya, ia sering menghabiskan waktu menulis di rumah pohon yang dibangun oleh suami dan saudara laki-lakinya. The Battle for Perfect ini adalah akhir yang menarik dari seri A Place Called Perfect. Violet dan Boy yang percaya bahwa kota mereka akhirnya akan aman setelah Archer bersaudara yang jahat dan kelompok preman bernama Watchers, telah dipenjarakan.
Sinopsis
Kota perfect lagi-lagi tidak aman! Siapakah dalangnya? Violet menemukan pesan aneh. Ia curiga Tom-lah pengirimnya. Namun, apa maksud dari saudara kembar Boy itu? Keadaan Perfect juga semakin gawat karena lima ilmuwan menghilang entah ke mana. Perfect juga akan diambil alih oleh segerombolan zombi. Violet dan Boy berusaha mengungkap itu semua demi Kota Perfect. Namun, sanggupkah mereka? Terlebih lagi, mampukah mereka menyelamatkan diri mereka sendiri? Ini adalah pertaruhan hidup dan mati! Cari jawabannya dengan mengikuti kisah ini!
Author | : | Helena Duggan |
Price | : | Rp 105,000 |
Category | : | DRAMA |
Page | : | 332 halaman |
Format | : | Soft Cover |
Size | : | 13.5 cm X 20 cm |
ISBN | : | 9786230407550 |
Publication | : | 08 February 2022 |
Violet menatap tanaman mata mini yang mengerjap-ngerjap dari dalam kotak kaca kecil. Ia bergidik saat makhluk itu berbalik dan menatap lurus ke arahnya, kelopak transparannya yang mirip kulit mengepak perlahan, sementara batang merah tipisnya berdenyut oleh darah yang menjadi asupannya.
Eugene Brown, ayah Violet, terbalut dalam jas lab putihnya, sibuk menuliskan semacam rumus matematika rumit pada papan tulis di seberang ruangan di sebelah kiri Violet, awan debu kapur menyelimutinya. Sahabatnya, Boy, tengah menggaruk- garuk kepala. Dia duduk di meja baja besar di tengah ruangan saat mencoba menyelesaikan
PR yang ditugaskan oleh Mrs. Moody. Liburan musim panas baru saja usai dan Boy merasa kesulitan untuk kembali ke rutinitas sekolah. Kesusahannya semakin menjadi-jadi berkat tumpukan tugas dari sang guru.